Saya Beri Anda Mesin Pengisi Rekening Full Otomatis, KLIK INI: http://www.uangbalik.in/?id=9599909

Senin, 07 Oktober 2013

8 Karakter Suami Ideal



8 Karakter Suami Ideal
01. Suami yang sejak awal telah menunjukkan kejujuran dan sikap terus terang. Kelemahan dan kekurangan yang dimiliki tidak disembunyikan sejak melamar.

02. Suami yang menggauli istrinya dengan baik; lembut; memuliakan dan menerima kelebihan serta kekurangan keluarga istrinya.

03. Suami yang mampu menghibur istri dan bersikap lembut terhadap istri. Ia berbicara dengan bahasa yang menarik, mau mengerti dan mendengar perkataan istrinya jika memang pendapatnya itu logis dan tak melanggar agama.

04. Suami yang tidak terlalu pencemburu, tidak mengumbar prasangka, tidak suka memata-matai dan tidak berlebihan.

05. Suami yang memberikan belanja yang cukup kepada istri, tidak boros dan juga tidak bakhil (pelit).

06. Suami yang selalu tampil di muka istrinya dengan rapi dan meyakinkan. Ia selalu menjaga penampilan dan kebersihannya, sehingga yang tercium darinya hanyalah bau harum semerbak.

07. Suami yang senantiasa menjaga rahasia rumah tangga. Hal ini mencegah orang-orang sekitarnya menggunjing keluarga mereka.

08. Suami yang senantiasa menjaga kejantanannya, baik secara fisik maupun psikis, sehingga memancarkan kewibawaan.

Anda-kah orangnya?
Info menarik Klik DISINI






Hal ini bukannya gak masuk akal, tapi akal saya aja yang belum masuk



Memang benar sih banyak hal di dunia ini yang tampaknya tidak masuk akal, tapi kenyataannya toh memang terjadi.
Nah teman teman tahukah bahwa pemikiran pemikiran “gak mungkin, gak masuk akal” seperti itulah yang sebenarnya menghambat kemajuan diri kita?
Salah satu guru besar kebijaksanaan, dalam salah satu ajaran kebijaksanaannya yang kalimatnya  di kutip dalam pembukaan buku dan video super best seller dunia, “The Secret” mengatakan demikian “Segala sesuatu itu berawal dari pikiran, pikiran adalah pelopor”.
Sebagian dari Anda mungkin bingung, maksudnya “pikiran adalah pelopor” itu gimana sih?”
Sekarang jika kita ambil perumpamaan seperti ini, ada seseorang yang bernama Budi, dan si Budi lahir dan tinggal di sebuah desa kecil terpencil yang tidak ada listrik, peralatan elektronik, kendaraan bermotor, dan kemajuan tehnologi lainnya, dan Budi sudah tinggal di desa kecil ini puluhan tahun, tanpa pernah pergi keluar dari desanya.
Suatu hari Budi bertemu dengan teman lamanya yang bercerita bahwa dia baru saja kembali dari sebuah kota yang bernama Jakarta, dia bercerita betapa hebatnya kota ini, dimana orang bisa berjalan sambil bercakap cakap sendiri tanpa ada lawan bicara di hadapannya, dimana orang bepergian sudah bukan berjalan kaki, tapi menggunakan semacam kuda besar yang bisa dinaiki orang sampai puluhan orang dan berlari lebih kencang dari kuda, kemudian orang orang di kota Jakarta ini bekerja dan tinggal di rumah yang sangat tinggi menjulang, bahkan lebih tinggi dari pohon kelapa tertinggi yang ada di desanya, mereka bahkan bisa terbang ke tempat tempat jauh dengan burung besi yang bahkan ukurannya jauh lebih besar dari gajah.
Dan kemudian si Budi berkomentar “Ah gak mungkin, itu gak masuk akal, kamu ngarang doang mana ada hal hal seperti yang kamu ceritakan itu bisa terjadi? Dalam hidup saya selama ini, puluhan bahkan ratusan kali saya masuk keluar hutan yang ada disekeliling desa kita ini, naik turun gunung gunung tinggi yang mengkitari desa kita ini, gak ada tuh hal hal seperti yang kamu ceritakan itu, saya gak percaya dengan ceritamu itu
Teman teman, apa kiranya yang akan terjadi selanjutnya sudah bisa kita tebak, tentunya si Budi ini akan kembali hidup menjalani kehidupannya sekarang ini, dan sampai tua dan meninggal ya tetap tinggal di desa kecilnya, tanpa pernah tahu ada kehidupan modern seperti yang diceritakan oleh temannya yang melanglang buana pergi ke kota besar.
Hal itu karena belum apa apa pikirannya sudah mengatakan “Ah gak mungkin, gak masuk akal”, jadi pikirannya ya cuma berhenti sampai di situ saja titik.
Tetapi apa yang terjadi jika komentar si Budi adalah seperti ini, “Oh yaaaaaa…….., wow hebat sekali ya pengalamanmu itu, luar biasa kehidupan yang kamu lihat dan alami di kota Jakarta itu, aku juga pengen lihat dan mengalaminya sendiri, bolehkah kamu antar dan temani aku atau ajari dan tunjukkan jalan untuk pergi ke kota yang bernama Jakarta itu?”
Tentunya kehidupan si Budi tidak akan pernah sama lagi ketika dia percaya dengan apa yang temannya ceritakan. Ketika pikirannya percaya dengan pengalaman temannya, maka berawal dari atau dipelopori oleh pikirannya, kemudian dia  akan mencari cara cara baru, seluruh energi dalam tubuhnya akan diarahkan difokuskan untuk mengalami sendiri, mewujudkan langsung pengalaman itu dalam hidupnya, dan cara apapun akan di tempuhnya agar dia bisa mengalami sendiri kenyataannya. Dan semua itu hanya berawal atau dipelopori dari pikirannya yang mengatakan “aku juga pengen lihat dan mengalaminya sendiri”
Singkat cerita, jika suatu hari nanti Anda mendengar cerita dari teman Anda akan suatu hal yang belum pernah Anda dengar, lihat atau alami sendiri, jangan pernah mengatakan “ah gak  masuk akal” tapi katakanlah pada diri  pada diri Anda “hal ini bukannya gak masuk akal, tapi akal saya aja yang belum masuk”
Info menarik Klik DISINI